Sering kali jika saya pergi ke salah satu warung sate di kebumen bertemu dengan seorang nenek yang menjual kerajinan tampah.Tanpa rasa ragu nenek itu menawarkan tampah kepada pengunjung yang sedang asyik makan sate.Ada yang merasa iba ada pula yang acuh,saya pernah melihat nenek itu di berikan kerupuk oleh salah seorang penjual kerepuk keliling yang kebetulan sedang mengantar ke warung sate.
Suatu kali saya sedang menunggu pesanan, di depan aku duduk ada dua orang pria muda dan satu gadis cantik mengenakan kaos hitam dan celana jin biru saat sedang bersantai setelah mengabiskan makananan tiba tiba dari pintu nenek penjual tampah datang dan menawarkan kepada tiga orang tadi,,gadis itu berkata tidak mbah di rumah sudah punya tampah,,tapi sebentar mbah nanti saya kasih uang saja katanya sambil berdiri dari duduknya dan bergegas menuju sang penjual sate untuk membayar.
Tak berapa lama kemudian dia kembali ke nenek penjual tampah sambil menggengam selembar uang kertas dan berkata: maaf nek saya tidak membeli ini saya kasih uang untuk nenek.Dengan wajah semringah penuh kegembiraan nenek itu menjawab terima kasih banyak mba semoga ALLAH membalas kebaikan mba,sehat selalu dan banyak rezeki.
Ku lihat tak ada kesedihan memancar dari wajah sang nenek dan saat berjalan pun masih terlihat seperti orang yang masih muda penuh semangat membawa tampah yang ada di pundaknya.Usia yang telah renta tak membuat semangat ikut rapuh termakan usia namun akan selalu hadir dalam kehidupan sang nenek.
Memang terlihat kasihan dan mengundang rasa iba kepada setiap orang yang di temuinya,,di usia yang telah senja seharusnya hanya duduk bersantai di rumah menikmati masa tua tapi pada kenyataanya dia masih berjuang mempertahankan kerasnya kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar