31 Mei 2011

Keinginan Wanita


Pertanyaan tentang ‘apa yang diinginkan wanita?’ adalah sebuah pertanyaan klasik yang masih dicari hingga saat ini. Sigmund Freud hingga ajalnya sekalipun masih bertanya tentang, ‘apa yang diinginkan wanita?’ Jawaban dari pertanyaan ini pastilah ‘keinginan wanita’. Pria sebagai makhluk yang menjadi pasangan wanita sudah seharusnyalah harus mengerti keinginan wanita yang menjadi pasangannya. Bahkan, seorang wanita pun sudah selayaknyalah mengetahui apa yang menjadi keinginannya.
Apa manfaat ketika pria mengetahui keinginan wanita? Tahu tentang keinginan wanita, maka seorang pria akan lebih mudah dalam memahami wanita. Dengan memahami wanita, maka pria tersebut akan menjadi pria yang lebih baik ketika menjalin hubungan dengan wanita. Lalu apa manfaat ketika wanita mengetahui keinginannya? Dengan mengetahui sesuatu yang menjadi keinginannya, maka wanita akan mampu memahami dirinya sendiri. Karena terkadang ketidakmampuan wanita dalam memahami dirinya, akan menyebabkan kesulitan komunikasi dengan pasangannya.
Keinginan wanita? That’s quiet simple. Tapi pada kenyataannya banyak pria tidak memahami keinginan wanita. Banyak pria tak mampu memahami keinginan wanita, dan banyak pula wanita gagal ketika menyampaikan keinginannya kepada pasangan. Apa kata para wanita ini?
“Aku telah berusaha, bagaimanapun kerasnya usahaku ini, tapi tetap tidak mampu meyakinkan dia. Dia hanya melakukan perubahan kecil. Seiring waktu, aku tetap berharap dia akan berubah, tetapi tetap saja perubahan kecilnya tidak mampu memenuhi keinginanku sebagai wanita. Aku mencoba terus berkomunikasi dan menjelaskan bahwa pemenuhan atas keinginanku sebagai wanita adalah sangat penting bagiku. Tapi dia malah berkata, ‘itu sih hal sederhana.’ Tetap saja kata-kata ini tak mengubah sikapnya pada diriku. Komunikasi, mulai dari cara yang halus dengan bicara dari hati ke hati, hingga kemarahan, tidak membuatnya berubah. Sudah banyak peristiwa yang kulalui, bukannya membuatku termotivasi, tetapi malah penuh dengan keluhan. Apakah aku harus terus mengeluh, dan berharap akan ada cara agar aku bisa mengubah hatinya, cara agar membuatnya memahami dan mengerti diriku?”
Perkataan dari para wanita ini mengisyaratkan bahwa betapa susahnya pria dalam memahami wanita. Terkadang wanita berpikir, “Men are so egois.” Apakah ini benar? Ataukah hanya karena keduanya belum mampu memahami dua dunia yang berbeda antar keduanya?
Banyak pria bertanya, “Buat apa aku susah-susah memahami keinginan wanita?” Jawabannya adalah untuk cinta. Tidakkah kita sadar ketika pria mengetahui keinginan wanita, maka dia akan dapat mencintai wanita dengan lebih baik. Selain itu, pria akan dapat pula memanipulasi wanita. So, men are being manipulator for women? Hmmm... Jangan berpandangan bahwa manipulator akan selalu negatif. Bagaimana menjadi manipulator yang baik? Yakni mampu menggerakkan cinta dari pasangannya. Manipulator dapat memainkan peran sebagai pasangan yang mampu mengerti dengan empati. Manipulator dapat menggunakan semua karakter positif yang dimiliki oleh pasangannya. Manipulator dapat menyelewengkan semua karakter negatif yang dimiliki pasangannya. Manipulator dapat menjadi dalang (mendalangi), pemimpin dalam sebuah perjalanan cinta.
sumber:kotasantri.com

Read more »

Etika Bertetangga

Islam adalah ajaran yang sempurna. Islam mengajarkan dari hal terkecil hingga hal yang besar. Salah satu kesempurnaan itu bisa terlihat pada ajaranya dalam etika bertetangga. Kita sebagai mahluk sosial tidak pernah bisa lepas dari oranglain. Dalam lingkup tempat tinggal kita. Keberadaan tetangga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita. Kita pun adalah bagian dari tetangga.
Rasulullah saw bersabda, "Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya)." (HR Ath-Thahawi).
Dari hadis ini sudah jelas tentang siapa tetangga kita. Walau dalam hadis ini disebutkan batasan bukan berati kita tidak boleh mengenal orang yang tinggalnya lebih dari empat puluh rumah. Hadis  ini bermaksud menekankan kepada kita tentang hak-hak mereka.
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk tidak boleh kita lakukan terhadap tetangga kita. Kita tidak boleh bersikap pelit ketika tetangga kita mempergunakan sebagian dari bangunan atau halaman rumah kita. Seperti sabda Rasulullah SAW “Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya”. (HR Bukhari).
Hal lain yang tidak boleh kita lakukan adalah acuh ketika tetangga kita kelaparan. Hal ini sangatlah tidak manusiawi. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan perbuatan seperti itu bukanlah perbuatan orang yang beriman. “Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu”.  (Al Hadis)
Barangsiapa ingin disenangi oleh Allah SWT maka janganlah kita menganggu tetangga kita. Karena hal ini salah satu perbuatan yang disenangi Allah SWT. “Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya”. (HR Al-Baihaqi).
Selain hal itu jika kita menjual rumah kita, maka tetangga kita lebih berhak membelinya dibandingkan dengan orang lain. “Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya”. (HR  Bukhari dan Muslim).
Ada beberapa hak tetangga yang harus kita perhatikan. Di ntaranya ketika tetangga kita sakit kita harus mengunjunginya. Ketika tetangga kita meninggal kita harus mengantarkan jenazahnya. Bahkan jangan samapi tetangga kita menyalakan api tuk menjamu tamu yang ta’ziah. Selanjutnya jika tetangga kita mendapat kebaikan maka ia berhak mendapat ucapan selamat dari kita.
Bangunan rumah kitapun harus kita perhatikan. Jangan sampai lebih tinggi dari tetangga kita. Bukan itu saja, ketika mereka mencium aroma masakan dari rumah kita. Maka tetangga kita berhak tuk merasakan masakan kita. "Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya”. (HR  Ath-Thabrani). Wallahu a’lam bi showab
Penulis adalah mahasiswa program sarjana Fakultas Syari'ah Wal Qonun, Universitas Al-Azhar Syarif Kairo.
sumber:republika online

Read more »

Mari Maknai Hidup

Hidup di dunia ini hanya sekali. Begitulah orang-orang sering bilang. Dunia, adalah tempat kita menyiapkan bekal untuk akhirat nanti. Tak bersiap-siap di dunia, maka ia akan rugi di akhirat. Ia takkan bisa kembali lagi ke dunia. Karena, walaupun ia berjanji tuk beramal sholeh di dunia, ia akan kembali terbuai dengan hawa nafsunya. Allah SWT berfirman, "...Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta." (QS. Al-An'aam: 28)

Hidup di dunia ini hanya sesaat. Layaknya pengembara yang beristirahat di bawah sebuah pohon. Lalu, dia akan melanjutkan perjalanannya yang jauh. Begitulah Rasulullah SAW mengibaratkan hidup ini. Tak lebih hanya seperti sebuah tempat peristirahatan.

Maka, manfaatkanlah waktu hidup kita yang sesaat ini, untuk menanam amal sholeh sebanyak-banyaknya. Agar kelak di akhirat nanti, kita bisa menuai hasil jerih payah kita itu. Isilah hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat.

Mungkin, terkadang kita merasa berat untuk menyusuri jalan kebenaran. Seperti mendaki tebing yang terjal. Namun, percayalah, setelah kita terbiasa untuk melakukan amal kebajikan, kita akan merasa bernafsu untuk terus menambah tabungan pahala kita. Berlari mendekat kepada Allah SWT. Tatkala kita sudah mereguk minuman cinta yang telah dihidangkan-Nya, kita akan semakin bernafsu lagi untuk mendekat dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Janganlah kita terbuai dengan tipuan-tipuan duniawi yang berserakan di muka bumi ini. Sadarlah bahwa kita tak memiliki banyak waktu untuk menjalani hidup di dunia ini. Apakah kita ingin melewati dunia ini dengan sia-sia? Tidak kan? Tentu kita ingin, dengan waktu yang diberikan Allah SWT, kita mampu meraih ridho dan surga-Nya. Bagaimana kita bisa meraih itu jika kita hanya berpangku tangan, bahkan melakukan banyak maksiat tanpa bertobat?

Raihlah cinta-Nya, niscaya kita akan mendapatkan ketenteraman dalam kehidupan. Betapa banyak orang kaya namun tidak tentram hidupnya. Itu karena mereka telah jatuh cinta kepada dunia. Sehingga ia mengisi waktunya hanya untuk menggapai dunia, bukan untuk meraih ridho-Nya. Semoga kita dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mencintai-Nya dan dicintai oleh-Nya. Wallahu a'lam bish-shawwaab.

Penulis adalah sahabat Republika Online

Read more »

30 Mei 2011

Dua pilihan Dalam Hidup

Salah satu sunah nabi adalah menikah rasulluloh menganjurkan setiap umat bila telah menginjak usia baligh dan mampu untuk segera melangsungkan pernikahan bila tak mengikuti sunahnya berarti bukan umatnya,di jelaskan dalam kitab suci al_qur'an surah Ar-Rum:21

''Dan di antara tanda tanda kekuasaan NYA ialah di ciptakaan NYA untuk mu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan dan di jadikan NYA kasih sayang di antara kamu.Sesengguhnya yang demikian menjadi tanda tanda kebesaran NYA bagi orang orang yang berfikir(QS.Ar-Rum:21)

Sudah jelas menikah bukan saja untuk melampiaskan hasrat biolagis semata tetapi sebagai sumber berbagi kasih sayang dan ketenangan hati,,Dengan menikah bisa terhindar dari perbuatan keji dan mungkar,,serta terhindar dari perbuatan zina yang akan menjerumuskan manusia pada lembah kenistaan,,.Mendekat saja ke zina saja di larang apa lagi berbuat karena dosa zina sangat besar hukumanya juga besar yaitu hukum cambuk sebagai peringatan untuk tidak melakukanya bukan untuk menyiksa karena siksaan di akherat lebih pedih.

Banyak orang menunda pernikahaan bukan belum punya jodoh atau tak punya uang untuk merayakan pesta pernikahan tapi karena tujuan karier.Menurut mereka menikah dapat menghambat karier karena harus mengurus anak dan keluarga,,wow sungguh pemikiran yang sangat dangkal dan tak beralasan.ALLAH telah menjamin menambah rezeki pada siapa saja yang telah menikah.Dengarkan lah pengakuan mereka yang telah menikah pasti mereka mengatakan rezekinya di tambah beda selama masih lajang.

Menunda pernikahan berarti mendekatkan pada zina dan zina kenapa di larang oleh ALLAH karena itu perbuatan yang hanya di lakukan oleh binatang dan menyebabkan penyakit yang tak ada obatnya.Pencipta kita saja melarang kenapa masih melakukannya apa masih tak percaya,,,??bila tak percaya mau percaya sama siapa lagi,,?tau kan penyakit zina yg mematikan AIDS dari sekarang belum ada obatnya,jadi pilahan ada pada diri masing masing berzina atau menikah.

Read more »

28 Mei 2011

Wara` Yang Melahirkan `Izzah dan Tidak Tamak Terhadap Dunia

Ini adalah kisah yang di riwayatkan imam an-nawawi rahimahullah tinggal di negeri Syam (Irak) yang saya ambil dari eramuslim untuk kita bisa ambil hikmahnya bila kelak kita di percaya rakyat untuk menjadi seorang pemimpin yang amanah

imam an-nawawi rahimahullah tinggal di negeri Syam (Irak), beliau hidup dan wafat disana, begitu lama beliau tinggal di negri syam tapi belum pernah beliau mencicipi buah-buahan disana, ketika ditanya penyebabnya beliau menjawab :" di negri ini banyak sekali perkebunan berstatus wakaf kaum muslimin, maka aku takut memakan harta wakaf". karena sifat wara` inilah maka Allah memuliakan beliau dan menjadikan beliau sebagai rujukan ilmu keislaman bagi kaum muslimin.

Suatu hari lampunya padam karena minyaknya habis, maka tiba-tiba jari jemarinya bisa meneranginya saat beliau menulis..beliau telah menulis begitu banyak kitab yang sangat bermanfaat bagi kaum muslimin sampai hari ini bahkan mungkin sampai hari kiamat insya Allah Imam an-nawawi adalah orang yang wara`, memiliki keteguhan hati dan izzah sebagai ulama`.

Suatu hari, zhahir bybras -penguasa saat itu- memintanya berfatwa untuk memobilisasi harta kaum muslimin untuk keperluan membeli senjata, para ulama syam mengeluarkan fatwa kecuali imam an-nawawi, maka zhahir mencercanya dengan mengatakan :" saya ingin menghalangi musuh Allah dan menjaga kehormatan islam sementara anda tidak mau memberi fatwa agar rakyat mengumpulkan harta mereka buat membeli senjata".
Imam an-nawawi berkata :" anda telah menjadikan kami hamba yang yang tidak memiliki dunia sedikitpun, sementara aku melihat kamu memiliki pelayan baik laki atau perempuan, istana dan harta melimpah dan itu semua adalah bukan milikmu, jika anda menjual semuanya dan ternyata itu masih belum cukup untuk membeli senjata maka saya akan memberi fatwa padamu untuk mengumpulkan harta kaum muslimin".
Marahlah zhahir sambil berkata : "keluarlah kamu dari negri ini.." . maka pergilah beliau keluar dari negri syam menuju ke kampung nawa`. setelah itu datanglah ulama-ulama syam kepada zhahir dan berkata :" kita sangat membutuhkan ilmunya muhyiddin ibn syaraf an-nawawi". maka zhahir berkata :" kalau begitu, suruhlah ia kembali..". maka merekapun pergi ke nawa` dan berkata padanya : " kembalilah ya ustadz, zhahir telah mengizinkanmu menetap kembali di negri syam".
Imam an-nawawi berkata :" demi Allah saya tidak akan kembali selama zhahir masih hidup". Lihatlah harga dirinya, ketinggian martabatnya, kemuliaannya sebagai ulama yang benar dan jujur serta prinsipnya yang kokoh sebagai panutan ummat, apa yang menyebabkan beliau mampu menegakkan kehormatan sebagai ulama? sungguh wara` yang Allah berikan kepada beliau itulah yang menjadi sebabnya.

Sikap wara` melahirkan keberanian, kekuatan, tangguh dan istiqamah diatas kebenaran adapun ulama atau pemimpin yang mengikuti dan terjangkiti penyakit syahwat dan syubhat maka hatinya akan lemah, sakit, takut kehilanagan rizki, takut dapur tidak berasap, cinta kepada dunia, terhijab dari jalan yang benar dan sudah pasti jauh dari pertolongan Allah Ta`ala, bagaimana orang yang bermaksiat dan berbuat dosa akan memiliki hati atau azam yang kuat dan penuh keberanian?
Dan Allah mengabulkan sumpah imam an-nawawi tidak lebih dari satu bulan, penguasa yang bernama zhahir bybras itupun meninggal dunia dan imam an-nawawipun kembali ke negri syam...
Oleh : Ibnu Hasan Aththobari
 Semoga para pemimpin di negeri ini bisa mencontoh keteladanan imam an-nawawi agar bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan para pemimpn di cintai oleh rakyat nya sehingga tak akan ada lagi mahasiswa yang turun ke jalan karena tidak puas dengan pemimpinnya.dan ketidakadilan serta korupsi di takuti para petinggi bukan karena takut dengan rakyat tapi semata hanya takut pada siksa dari di akherat nanti yang lebih menakutkan dari film horor garapan helfi kardit dan itu siksaan yang abadi.pepatah jawa mengatakan enake seklenteng rekasane ketiga rendeng(nikmatnya tak seberapa tapi resikonya luar biasa).wasalam

Read more »

Kemiskinan Itu Ujian Allah!

Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap orang. Tapi, bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya kuliah, buat makan saja susah.

Berikut ini penelusuran dan wawancara Eramuslim dengan seorang pemulung yang kini bisa terus kuliah di jurusan akuntansi di Pamulang, Tangerang. Mahasiswi berjilbab itu bernama Ming Ming Sari Nuryanti.

Sudah berapa lama Ming Ming jadi pemulung?

Sejak tahun 2004. Waktu itu mau masuk SMU. Karena penghasilan ayah semakin tidak menentu, kami sekeluarga menjadi pemulung.

Sekeluarga?

Iya. Setiap hari, saya, ayah, ibu, dan lima adik saya berjalan selama 3 sampai 4 jam mencari gelas mineral, botol mineral bekas, dan kardus. Kecuali adik yang baru kelas 2 SD yang tidak ikut.

***

Tempat tinggal Ming Ming berada di perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Tepatnya di daerah Rumpin. Dari Serpong kurang lebih berjarak 40 kilometer. Kawasan itu terkenal dengan tempat penggalian pasir, batu kali, dan bahan bangunan lain. Tidak heran jika sepanjang jalan itu kerap dipadati truk dan suasana jalan yang penuh debu. Di sepanjang jalan itulah keluarga pemulung ini memunguti gelas dan botol mineral bekas dengan menggunakan karung.

Tiap hari, mereka berangkat sekitar jam 2 siang. Pilihan jam itu diambil karena Ming Ming dan adik-adik sudah pulang dari sekolah. Selain itu, bertepatan dengan jam berangkat sang ayah menuju tempat kerja di kawasan Ancol.

Setelah berjalan selama satu setengah sampai dua jam, sang ayah pun naik angkot menuju tempat kerja. Kemudian, ibu dan enam anak itu pun kembali menuju rumah. Sepanjang jalan pergi pulang itulah, mereka memunguti gelas dan botol mineral bekas.

Berapa banyak hasil yang bisa dipungut?

Nggak tentu. Kadang-kadang dapat 3 kilo. Kadang-kadang, nggak nyampe sekilo. Kalau cuaca hujan bisa lebih parah. Tapi, rata-rata per hari sekitar 2 kiloan.

Kalau dirupiahkan?

Sekilo harganya 5 ribu. Jadi, per hari kami dapat sekitar 10 ribu rupiah.

Apa segitu cukup buat 9 orang per hari?

Ya dicukup-cukupin. Alhamdulillah, kan ada tambahan dari penghasilan ayah. Walau tidak menentu, tapi lumayan buat keperluan hidup.

***

Ming Ming menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan per hari diprioritaskan buat makan adik-adik dan biaya sekolah mereka. Sementara Ming Ming sendiri sudah terbiasa hanya makan sekali sehari. Terutama di malam hari.

Selain itu, mereka tidak dibingungkan dengan persoalan kontrak rumah. Karena selama ini mereka tinggal di lahan yang pemiliknya masih teman ayah Ming Ming. Di tempat itulah, mereka mendirikan gubuk sederhana yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada di sekitar.

Berapa hari sekali, pengepul datang ke rumah Ming Ming untuk menimbang dan membayar hasil pungutan mereka.

Kalau lagi beruntung, mereka bisa dapat gelas dan botol air mineral bekas di tempat pesta pernikahan atau sunatan. Sayangnya, mereka harus menunggu acara selesai. Menunggu acara pesta itu biasanya antara jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Selama 5 jam itu, Ming Ming sebagai anak sulung, ibu dan dua adiknya berkantuk-kantuk di tengah keramaian dan hiruk pikuk pesta.

Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, keluarga pemulung ini juga punya kebiasaan yang berbeda dengan keluarga lain. Mereka tidak berkeliling kampung, berwisata, dan silaturahim ke handai taulan. Mereka justru memperpanjang rute memulung, karena biasanya di hari raya itu, barang-barang yang mereka cari tersedia lebih banyak dari hari-hari biasa.

Ming Ming tidak malu jadi pemulung?

Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang kami lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMU N 1 Rumpin. Tapi, karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya jadi biasa. Nggak malu lagi.

Dari mana Ming Ming belajar Islam?

Sejak di SMU. Waktu itu, saya ikut rohis. Di rohis itulah, saya belajar Islam lewat mentoring seminggu sekali yang diadakan sekolah.

Ketika masuk kuliah, saya ikut rohis. Alhamdulillah, di situlah saya bisa terus belajar Islam.

Orang tua tidak masalah kalau Ming Ming memakai busana muslimah?

Alhamdulillah, nggak. Mereka welcome saja. Bahkan sekarang, lima adik perempuan saya juga sudah pakai jilbab.

***

Walau sudah mengenakan busana muslimah dengan jilbab yang lumayan panjang, Ming Ming dan adik-adik tidak merasa risih untuk tetap menjadi pemulung. Mereka biasa membawa karung, memunguti gelas dan botol air mineral bekas, juga kardus. Bahkan, Ming Ming pun sudah terbiasa menumpang truk. Walaupun, ia harus naik di belakang.

Ming Ming kuliah di mana?

Di Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi S1.

Maaf, apa cukup pendapatan Ming Ming untuk biaya kuliah?

Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya yakin bisa terus kuliah.

Walaupun, di semester pertama, saya nyaris keluar. Karena nggak punya uang buat biaya satu semester yang jumlahnya satu juta lebih. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.

***

Di awal-awal kuliah, muslimah kelahiran tahun 90 ini memang benar-benar melakukan hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, ia bertekad kuat bisa masuk kuliah.

Ketika berangkat kuliah, sang ibu hanya memberikan ongkos ke Ming Ming secukupnya. Artinya, cuma ala kadarnya. Setelah dihitung-hitung, ongkos hanya cukup untuk pergi saja. Itu pun ada satu angkot yang tidak masuk hitungan alias harus jalan kaki. Sementara pulang, ia harus memutar otak supaya bisa sampai ke rumah. Dan itu ia lakukan setiap hari.

Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah harus ditempuh Ming Ming dengan naik empat kali angkot. Setiap angkot rata-rata menarik tarif untuk jarak yang ditempuh Ming Ming sekitar 3 ribu rupiah. Kecuali satu angkot di antara empat angkot itu yang menarik tarif 5 ribu rupiah. Karena jarak tempuhnya memang maksimal. Jadi, yang mesti disiapkan Ming Ming untuk sekali naik sekitar 14 ribu rupiah.

Di antara trik Ming Ming adalah ia pulang dari kuliah dengan berjalan kaki sejauh yang ia kuat. Sambil berjalan pulang itulah, Ming Ming mengeluarkan karung yang sudah ia siapkan. Sepanjang jalan dari Pamulang menuju Serpong, ia melepas status kemahasiswaannya dan kembali menjadi pemulung.

Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; bisa sampai ke rumah saja bingungnya bukan main.

Sekarang apa Ming Ming masih pulang pergi dari kampus ke rumah dan menjadi pemulung sepulang kuliah?

Saat ini, alhamdulillah, saya dan teman-teman UKM Muslim (Unit Kegiatan Mahasiswa Muslim) sudah membuat unit bisnis. Di antaranya, toko muslim. Dan saya dipercayakan teman-teman sebagai penjaga toko.

Seminggu sekali saya baru pulang. Kalau dihitung-hitung, penghasilannya hampir sama.

Jadi Ming Ming tidak jadi pemulung lagi?

Tetap jadi pemulung. Kalau saya pulang ke rumah, saya tetap memanfaatkan perjalanan pulang dengan mencari barang bekas. Bahkan, saya ingin sekali mengembangkan bisnis pemulung keluarga menjadi tingkatan yang lebih tinggi. Yaitu, menjadi bisnis daur ulang. Dan ini memang butuh modal lumayan besar.

Cita-cita Ming Ming?

Saya ingin menjadi da'i di jalan Allah. Dalam artian, dakwah yang lebih luas. Bukan hanya ngisi ceramah, tapi ingin mengembangkan potensi yang saya punya untuk berjuang di jalan Allah. (MN)
sumber:eramuslim

Read more »

27 Mei 2011

Legenda Ban Pin San


Bila Anda naik kereta api, ketika memasuki kota Kaohsiung di selatan Taiwan, Anda akan melihat gunung yang bernama "Ban Pin Shan." Gunung ini tampak persis seperti namanya, yaitu tersisa setengah.

Bentuknya seperti gunung biasa, tetapi dengan sisi yang hilang sebagian, seakan-akan setengah dari bukit tersebut telah dipotong dengan sebilah pedang. Anda mungkin penasaran dengan bagian yang hilang, tapi jangan khawatir, ada sebuah legenda yang menjelaskan asal-usulnya.

Konon dahulu kala, ketika Ban Pin Shan masih utuh, ada sebuah desa kecil di kaki gunung. Suatu hari, seorang kakek tua penjual kue datang ke desa itu. Rambut dan janggutnya berwarna putih, pakaian yang dikenakannnya sangat tua dan usang. Tangan kakek tua menggenggam sebuah wadah besar, penuh dengan bakpau hangat yang berbau nikmat. Bakpau-bakpau ini terlihat sangat lezat untuk disantap.

Namun, semua orang desa berpikir orang tua ini sangatlah bodoh. Kakek tua menjajakan dagangannya, sambil berkata, " Bakpau hangat dan lezat! Satu seharga Rp.5.000, Dua Seharga Rp. 10.000, dan gratis jika mengambil tiga!"

"Ada apa, ada apa?" Penduduk desa bertanya-tanya dengan keheranan.

"Bakpau hangat dan lezat! Kacang merah dan wijen ! Satu harganya Rp.5.000, Dua harganya Rp. 10.000, dan gratis jika mengambil tiga!" , Kakek tua gila berteriak lagi.

Penduduk desa yang datang semakin banyak. Mereka berbisik-bisik dengan suara rendah, "Apakah ini sungguhan? Tak perlu membayar jika mengambil tiga bakpau? Jangan-jangan ini tipuan"

"Siapa yang peduli. Akan aku makan tiga bakpau pertama, kita lihat apakah itu gratis atau tidak?" Wang Si Kepala Besar mencoba.

"Mmmm, bakpau ini sangat enak!" Kata Wang Si Kepala Besar sambil mengunyah. Ketika Wang selesai makan bakpau kedua, dia begitu kenyang, hingga tidak bisa menelan yang berikutnya.

Namun, ia bertanya pada kakek tua, "Jika makan tiga, saya tidak perlu membayar khan?"

"Aku tidak pernah berbohong. Sudah aku katakan, tiga bakpau, gratis," kakek tua menjawab.

Dengan terburu-buru, Wang Si Kepala Besar memasukkan bakpau ketiga ke dalam mulut, hanya untuk satu tujuan, agar memperoleh bakpau gratis. Kakek tua menepati janjinya dan tidak meminta Wang untuk membayar.

Penduduk desa yang lain mulai mengambil bakpau dagangan si Kakek. Setiap orang memakan tiga bakpau agar gratis. Tidak ada yang makan satu atau dua bakpau. Setelah beberapa saat, bakpau sebanyak satu wadah penuh telah dihabiskan oleh penduduk desa.

"Kalian semua memang memiliki nafsu makan yang baik," kata kakek tua sambil tersenyum.

Penduduk yang tidak mendapat kue hanya bisa kecewa, menyaksikan kakek tua pergi dari desa. Seorang warga yang makan tiga bakpau tiba-tiba berteriak, "Lihat! Bagaimana mungkin gunung di belakang desa bisa hilang sebagian?!"

"Omong kosong! Saya rasa kamu makan terlalu banyak kue, sampai-sampai pikiran jadi linglung," jawab seseorang.

Penduduk desa kemudian kembali membicarakan kakek tua. "Ha! saya tidak percaya ini. Ada orang sebegitu bodoh yang menjual tiga bakpau dengan gratis."

"Bakpaunya sangat lezat. Aku penasaran apa bahannya. Aku juga penasaran dari mana kakek tua ini berasal. Aku harap dia datang setiap hari."

Pada hari kedua, kakek tua gila datang ke desa lagi. Dia berteriak, "Bakpau hangat dan lezat! Kacang merah dan wijen ! Satu harganya Rp.5.000, Dua harganya Rp. 10.000, dan gratis jika mengambil tiga!"

Kakek tua gila berteriak lagi. Semua orang kembali berkumpul. Mereka makan begitu cepat, sampai-sampai bakpaunya tidak terkunyah. Setelah beberapa saat, semua bakpau telah habis lagi.

Pada hari ketiga, hal yang sama terjadi. Penduduk desa berusaha makan bakpau sebanyak tiga buah. Tiba-tiba, terdengar suara, "Kakek, bisa tolong beri aku satu bakpau?"

Semua orang terkejut. Mereka berbalik dan menatap pria muda yang ingin membeli hanya satu bakpau saja.

"Anak muda, apakah kamu mendengar dengan jelas? "Satu harganya Rp. 5.000, Dua harganya Rp. 10.000, dan gratis jika mengambil tiga. Mengapa kamu hanya ingin satu bakpau bila kamu bisa mendapat tiga dengan gratis?"

"Saya tahu," anak muda menjawab, "Saya melihat Anda datang setiap hari. Anda membawa wadah yang berat ke sini dan pasti telah berjalan cukup jauh, namun tidak menghasilkan uang sepeserpun. Saya merasa kasihan. Saya benar-benar ingin membantu. Tapi uang saya hanya cukup untuk membayar satu bakpau. "

Ketika mendengar kata-kata itu, kerumunan penduduk desa yang serakah itu merasa sangat malu.

"Ha, Ha! Akhirnya aku menemukanmu. Kamu adalah orang yang cocok menjadi muridku. Saya adalah dewa dari gunung di belakang desa."

Semua orang sekarang menyadari bahwa orang tua itu sebenarnya adalah dewa gunung. Untuk mencari seorang murid yang dapat dipercaya serta baik hati, dewa gunung menyamar sebagai orang tua bodoh untuk menguji hati penduduk desa. Yang dijualnya bukanlah benar-benar bakpau. Bakpau yang dibawanya terbuat dari lumpur yang digali dari gunung.

Setelah mendengar penjelasan dewa gunung, penduduk desa berlari untuk melihat kue yang tersisa. Namun, yang mereka lihat hanyalah sebuah wadah besar berisikan lumpur. Ketika mereka berbalik dan melihat gunung, penduduk desa melihat bahwa benar, setengah bagian gunung itu telah lenyap.

Kemudian, dewa gunung membawa pemuda baik hati ini ke tempatnya dan siap menurunkan semua ilmu yang dimilikinya. Adapun penduduk desa, mereka merasa benar-benar jijik setelah makan semua lumpur itu. Mereka berharap bisa memuntahkan semua lumpur yang telah mereka makan. Mereka menyesali tindakan mereka, menyalahkan diri sendiri karena terlalu serakah. Setelah kejadian ini, penduduk desa menamai gunung tersebut Ban Pin Shan. (Erabaru/wid)

Read more »