Ini adalah kisah dari bapak sarif beliau adalah seorang tukang becak di  sebuah desa mempunyai seorang istri dan beberapa anak usia sekarang kira  kira 60an.tak ada yang spesial dari bapak ini tapi bila menyimak cerita  bapak ini saat usia 40an kita patut belajar dari beliau.
Sejak  kecil bapak sarif tidak bisa membaca al qur'an karena saat kecil beliau  tak mengaji hingga usia nya dewasa pun beliau belum bisa membaca al  qur'an.Hingga pada akhirnya ALLOH SWT membuka pintu hatinya untuk dapat  membaca al-qur'an,di usia 40an di benak bapak sarif timbul untuk belajar  membaca al-qur'an keinginan kuat itu langsung beliau sampaikan ke pada  bapak kiyai pengasuh mushola yang tak jauh dari rumahnya beliau tak  merasa malu karena baru belajar saat usia tak lagi muda, rasa malu itu  telah terkubur oleh semangat tuk belajar demi menjadi manusia yang lebih  baik .Mendapat santri baru yang usia tak lagi muda bapak kiyai tersebut  merasa bangga dan tersanjung pada bapak sarif yang punya semangat  tinggi untuk belajar meskipun usianya tak lagi muda.Beberapa tahun  mengaji bapak sarif akhirnya khatam al-qur'an teman khatamnya semua usia  terpaut jauh tapi lagi lagi beliau tak merasa malu saat acara khotmil  qur'an.Para tetangga saudara dan sahabat serta keluarga beliau merasa  bangga karena semangatnya untuk dapat belajar tanpa kenal usia.
Kita  dapat mengambil hikmah dari kisah bapak sarif bahwa tak ada kata  terlambat untuk belajar dan meraih cita cita.Kadang kita merasa  terlambat dalam meraih cita cita yang di impikan dan kita juga kadang  malu belajar sesuatu yang seharusnya itu di lakukan saat masih kecil  seperti belajar membaca al_qur'an dan tulisan lainnya.Bapak sarif telah  memberi semangat baru untuk belajar sesuatu tanpa kenal kata  terlambat,mengubah paradigma bahwa belajar harus dari usia dini.Semoga  kisah ini membawa semangat baru bagi saya dan kita semua.Sekian dan  terima kasih.
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar