Selama ini jalur tengkorak Banyumas-Buntu dikenal sebagai jalur angker. Banyak kecelakaan di lokasi itu. Selain jalan yang berkelok naik turun, jalan itu membelah tebing dan hutan milik Perhutani yang tengah diremajakan.
"Di pohon besar tempat terjadinya kecelakaan katanya ada penunggunya, dua anak kecil," kata Karsono, 55 tahun, penduduk Desa Pageralang, Banyumas, Jawa Tengah di lokasi kecelakaan, Sabtu (10/8). Pageralang merupakan desa yang dilintasi jalur Banyumas-Buntu saat melihat lokasi kecelakaan.
Menurut cerita warga sekitar, sebelum kecelakaan, biasanya dua anak penunggu pohon akan meminta mainan kepada juru kunci. Permintaan permainan itu merupakan kode akan adanya kecelakaan. Agar tak terjadi kecelakaan, kata dia, setiap kendaraan yang melintas di jalur itu disarankan melempar uang koin ke pinggir jalan.
Dari cerita itulah, selama bertahun-tahun bermunculan pengemis yang memungut uang receh dari orang yang melintas. "Uang receh itu agar si penunggu tak jadi mengganggu pengendara dan asik bermain koin," katanya.
Suryanto, sopir bus karya sari sebelumnya mengaku berniat membanting setir ke sebelah kiri saat tahu rem kendaraannya blong. "Tapi tak jadi karena ada pengemis di sebelah kiri, rem saya banting ke kanan dan ada kendaraan di depan," katanya.
Suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar