Kebutuhan kita untuk mengerti tentang tauhid harus dibarengi pula   dengan mengenal manakah jalan-jalan kesyirikan. Sebab, dengan mengetahui   lawan dari sesuatu maka kita dapat mengetahui sesuatu tersebut. Kita   dapat memahami tentang tauhid jika kita paham tentang syirik. Maka   tujuan kita untuk mengetahui syirik supaya kita tidak terjatuh kepada   perbuatan syirik tersebut. Hal ini selaras dengan perkataan Hudzaifah   bin al Yaman rodhiyallohu ‘anhu, “Orang-orang bertanya  kepada  Rosululloh tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepada  rosululloh  tentang keburukan, karena aku takut keburukan tersebut  menimpaku.” (HR.  Bukhori)    
Musibah yang menimpa umat ini salah  satunya adalah kejahilan tentang  hakekat tauhid dan syirik. Sehingga  sangat dimungkinkan umat ini akan  terjerumus ke dalam perbuatan syirik  tanpa sadar bahwa dia telah  melakukan perbuatan yang merupakan larangan  Alloh yang terbesar  tersebut. Maka sungguh sangat penting bagi kita  untuk mempelajari  tauhid dan rinciannya dan mempelajari syirik dan  rinciannya supaya kita  selamat dari musibah tersebut.
Menjamurnya Dukun alias Paranormal
Kemajuan peradaban manusia seringkali diukur dengan kemajuan   teknologi dan semakin lepasnya masyarakat dari praktek-praktek berbau   tahayul. Namun begitu, di zaman sekarang ini praktek perdukunan   benar-benar menjamur bak cendawan di musim penghujan. Padahal hal ini   merupakan salah satu dampak ketidaktahuan terhadap syirik dan   perinciannya.
Dunia perdukunan, dunia paranormal, dunia tukang ramal dan yang   semisalnya sangat digemari di negeri kita ini. Sehingga kita lihat   banyak sekali orang yang berprofesi sebagai paranormal atau tukang   ramal. Kacaunya banyak masyarakat kita yang mepercayai mereka, tak   peduli tua atau muda dan tidak melihat kaya atau miskin.
Mereka yang aktif mendatangi dukun ternyata bukan cuma orang yang   mencari pesugihan. Kita sering menjumpai apabila seseorang hendak   menikahkan anaknya, maka ia akan datang kepada dukun dan bertanya   kapankah hari pernikahan yang cocok. Contoh lainnya, jika mau membangun   rumah atau bangunan mesti mendatangkan dukun. Orang yang mau tes ke   perguruan tinggi datangnya juga kepada dukun, orang yang mau tes masuk   jadi polisi datang kepada dukun bahkan orang yang mau mencalonkan diri   jadi pejabat pun tak mau kalah datang ke dukun. Ketika ada orang yang   kehilangan barang maka datangnya kepada dukun.
 Padahal semua perbuatan   tersebut menjadikan seseorang bergantung kepada selain Alloh yang hal   tersebut mengurangi ketauhidan, seseorang bahkan dapat menjadikan   seseorang melakukan syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Jika ada yang bertanya, 
“Kenapa disamakan antara dukun dan paranormal, bukankah istilah paranormal itu berbeda dengan dukun?” Maka dijawab: Hakekat keduanya sama, dan perubahan nama tidak akan merubah hakekat. Seperti halnya 
khomr,   maka walaupun namanya diubah menjadi minuman penyegar atau minuman   kenikmatan, bir, wiski atau kemasan nama halus yang lain maka kita tetap   menganggapnya haram, karena hakekatnya adalah 
khomr.
Hanya Alloh yang Tahu Segala Sesuatu yang Ghoib
Tukang ramal atau paranormal biasanya mengaku tahu sesuatu yang 
ghaib, padahal Alloh menjelaskan bahwa yang mengetahuinya hanya Dia. Alloh berfirman yang artinya, 
“Dia adalah Rabb yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang ghaib tersebut.” (Al Jin: 26). Dan Alloh hanya memberitahukan ilmu 
ghaib tersebut hanya kepada orang-orang yang diridhoi-Nya yaitu para Rosul, sebagaimana firman Alloh yang artinya, 
“Ilmu tentang yang ghaib tidak ditampakkan kepada seorang pun kecuali orang-orang yang Alloh ridhoi diantara para rosul.” (Al Jin: 27)
Pada ayat di atas dapat diketahui bahwa hanya para Rosul sajalah yang diberi tahu oleh Alloh tentang ilmu 
ghaib.   Dan itupun hanya sebagian yang amat kecil saja dari seluruh Ilmu  Alloh.  Maka barang siapa yang mengaku dia mengetahui perkara yang 
ghaib  maka dia telah mendustakan al Qur’an dan barang siapa mendustakan al   Qur’an meskipun hanya satu ayat saja maka dia telah kafir kepada Alloh.   Tukang ramal, dukun dan paranormal mendapat berita dari setan yang   mencuri berita dari langit kemudian dibumbui dengan banyak kedustaan.   Dan tidaklah para dukun tersebut mendapatkan berita dari setan kecuali   jika mereka ber
takarrub kepada setan dan menjadi budak setan dan hal ini merupakan 
Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Memasukkan Dukun ke Dalam Rumah ?!
Alhamdulillah, tentunya di kalangan kaum muslimin masih ada   yang sadar akan hal ini dan tidak mau mendatangi dukun. Namun begitu   masih banyak pula yang bukan hanya datang ke dukun, tetapi malah   mendatangkan dukun sementara mereka tidak sadar. Kini lihatlah   koran-koran atau majalah-majalah. Banyak sekali -atau kalau tidak mau   dikatakan sebagian besar- dihiasi dengan rubrik ramalan bintang. Maka   bagi yang mengerti tauhid dengan benar, mereka dapat mengetahui bahwa   hal ini termasuk syirik dan menjauhinya. Namun jika tidak, maka seperti   kebanyakan kaum muslimin yang secara tidak sadar bahwa telah memasukkan   dukun dalam bentuk ramalan bintang kedalam rumah-rumah mereka. Maka   hukumnya sama sebagaimana jika seseorang mendatangi ke dukun.
Bahkan bahaya ini lebih besar bagi umat ini, karena keluarga kita   jika membaca tentang ramalan bintang kemudian mempercayainya maka kita   telah menjerumuskan keluarga kita ke dalam salah satu bentuk kesyirikan.   Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi kita yang sadar akan kebobrokan   besar ini berusaha untuk memperbaiki umat ini dengan mendakwahkan  tauhid  dan memperingatkan umat dari bahaya kesyirikan. Dan dakwah  terhadap  tauhid ini merupakan dakwahnya semua rosul, sebagaimana firman  Alloh  yang artinya, 
“Dan sungguh kami telah mengutus kepada setiap  kaum  seorang rosul yang menyerukan kepada mereka “Sembahlah Alloh dan   jauhilah thogut.” (An Nahl: 36). Maka jika kita ingin meniru   Rosululloh, maka tentunya kita akan memulai dakwah dengan tauhid dan   menjelaskan segala bentuk kesyirikan kepada manusia.
Hukum Bertanya Kepada Dukun
Bertanya kepada dukun berbeda hukumnya sesuai dengan tujuannya, yaitu:
1. Bertanya dengan maksud iseng maka haram. Meski dia tidak membenarkan jawabannya.
2. Bertanya dengan maksud ingin membenarkan jawabannya maka hukumnya   haram dan tidak diterima sholatnya selama 40 hari. Rosululloh bersabda 
“Barang   siapa mendatangi tukang ramal lalu menanyakan kepadanya tentang  sesuatu  perkara dan dia mempercayainya, maka sholatnya tidak di terima  selama  40 hari.” (HR. Muslim)
3. Bertanya karena memiliki keyakinan bahwa dukun mengetahui ilmu 
ghaib secara mutlak maka hukumnya 
Kufur Akbar.
4. Bertanya untuk mengujinya apakah dia orang yang jujur atau pendusta bukan untuk mengambil jawabannya, hukumnya boleh.
5. Bertanya dalam rangka menunjukkan kedustaannya, ketidakmampuannya,   dan mengingkarinya, maka hal tersebut dituntut atau bahkan wajib.
Oleh karena itulah kita memohon kepada Alloh agar kita di berikan   ilmu yang dapat menghalangi kita dari terjerumus kedalam kesyirikan.
Penulis: Didik Abul ‘Abbas
(muslim.or.id)
 
0 komentar:
Posting Komentar