skip to main  |
      skip to sidebar
          
        
          
        
Jagalah Lisanmu,,!

Sahabat bertanya tentang seorang wanita ahli sholat malam namun suka  menganggu tetangga dengan lisannya. Rasulullah berkata,” Dia di neraka!”  Kemudian sahabat bertanya tentang seseorang yang sedikit ibadahnya  namun tidak suka menganggu tetangga dengan lisannya.  Rasulullah  bersabda,”Dia di surga!”.
Hati-hati dengan Lisan
Lisan jauh lebih tajam dari pedang. Luka karena pedang dapat  disembuhkan. Luka karena lisan akan terus terkenang.  Doa orang yang  terzalimi cepat diijabah Allah.  “Yang paling banyak memasukkan manusia  ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR  Tirmidzi).  
“Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang  paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil” (HR Ibnu Abiddunya.)
“Seorang hamba jika berbicara dengan satu kalimat yg tidak benar maka  tergelincir ke neraka yg lebih jauh antara timur dan barat.”.   “Sesungguhnya ada orang yang bicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia  tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga  hari kiamat”(HR Ibnu Majah)
"Tidak istiqomah iman seseorang sebelum istiqomah hatinya, dan tidak  akan istiqomah hatinya sebelum istiqomah lisannya"(HR Ahmad).
Kejahatan Lisan 
Lisan menimbulkan 2 bencana besar.  Pertama: diam terhadap kebenaran  (setan bisu).“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka  rubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka rubahlaha dengan  lisannya…”.   Kedua: bicara  yang bathil (setan bicara).  Kejahatan  lisan bermacam-macam bentuknya.
Ghibah.  "Engkau membicarakan saudaramu tentang hal yang dia benci.   Jika benar ada padanya maka engkau telah ghibah…" (HR. Muslim).  Ghibah  termasuk dosa besar yang tak diampuni Allah sebelum dimaafkan oleh orang  ybs.  Ketika mi'raj, Rasul melihat kaum yang berkuku tembaga mencakar  wajah dan dada mereka. Jibril mengatakan: “Mereka telah memakan daging  orang dan mencela kehormatan orang”.  
Di masa Rasulullah saw ada 2 wanita yang hampir pingsan karena puasa  Ramadhan.  Ketika ditanyakan tentang kebolehan membatalkan puasa,   beliau malah memberi mangkok dan memerintahkan untuk memuntahkan apa  yang telah mereka makan ke dalam mangkok.  Mereka memuntahkan darah  segar dan daging lunak hingga mangkok penuh. Mereka membatalkan puasa  dengan melakukan larangan Alloh, yaitu bergunjing”.
Fitnah (membicarakan aib orang tetapi tidak ada faktanya), dosanya lebih keji daripada membunuh (QS Al-Baqoroh:217).
Naminah/adu domba (menyebarkan ucapan satu kaum kepada kaum yang lain  untuk merusak keduanya).  "Tidak akan masuk surga orang yang mengadu  domba” (HR Bukhari)
Mengutuk/melaknat.  “Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti  membunuhnya” (HR Bukhari). Ucapan laknat bisa kembali kepada orang yang  mengucapkannya”.
Mencela/mencaci Maki.  “Janganlah kalian mencaci orang-orang yang telah  meninggal karena mereka telah menemui (balasan dari) perbuatan mereka.”  (HR Bukhari).”  ” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci  maki orang tua sendiri? Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua orang  lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”(HR Ahmad).     “Jika ada orang yang mencela kekuranganmu, jangan kau balas dengan  mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada  padamu.  Janganlah kamu mencaci maki siapapun” (HR Ahmad.)
“Tidak tersesat suatu kaum setelah mendapat hidayah kecuali mereka  berdebat” (HR Tirmidzi).  Imam Malik berkata : “Perdebatan akan  mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan”.
“Orang yang paling dibenci Allah adalah yang suka bermusuhan dan bertengkar”(HR Al Bukhari)
“Orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat  adalah yang buruk akhlaknya, yaitu banyak bicara, menekan-nekan suara,  dan menfasih-fasihkan kata”(HR Ahmad)
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok” (HR Tirmidzi)
“Barang siapa yang mencela dosa saudaranya yang telah bertaubat, maka ia  tidak akan mati sebelum melakukannya” (HR Tirmidzi).  “Jangan mencela  makanan yang sudah tersaji” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi) 
"Orang-orang yang memperolok-olok manusia akan dibukakan pintu surga.  Lalu dikatakan kepadanya, "Mari, marilah!"  Orang itu datang dengan  kesusahan dan kegundahannya. Ketika sampai, pintu surga itu terkunci  buat dia. Terus menerus demikian, sehingga pintu itu dibukakan bagi  orang tersebut, lalu dikatakan kepadanya. "Mari, Marilah!", Maka ia  tidak datang lagi ke pintu itu"(HR. Ibnu Abi Dunya) 
Menceritakan rahasia suami-isteri.  “Orang yang paling buruk tempatnya  di hari kiamat, adalah laki-laki yang telah menggauli istrinya, kemudian  ia ceritakan rahasianya”(HR. Muslim)
“Dusta akan mendorong untuk curang. Kecurangan akan mendorong ke neraka.  Orang yang berdusta akan terus berdusta hingga dicatat Allah sebagai  pendusta” (Muttafaq alaih.).  "Tiga ciri orang munafik, apabila bicara  berdusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya berkhianat”  (HR Bukhari dan Muslim).  “Sesungguhnya orang munafik itu tempatnya di  kerak neraka”.  
Kesaksian palsu.  “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak  mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS al Isra:36).  Qotadah berkata,  “Jangan mengatakan ‘Aku melihat demikian’ padahal tidak melihatnya, ‘Aku  mendengar demikian’ padahal tidak mendengarnya, ‘Aku tahu demikian’  padahal tidak mengetahuinya”.
Gurauan bohong.  “Ada orang yang mengucapkan kata-kata agar  teman-temannya tertawa namun kata-kata itu menjerumuskannya (ke  neraka)…”(HR Ahmad). “Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan  orang…” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).  
“Jauhilah olehmu perbuatan hasud, karena menghilangkan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
Tips Menjaga Lisan. 
Muslim yang paling baik adalah, “Seseorang yang membuat muslim lainnya  selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (HR Muslim).  Mereka menjaga  lisannya dari segala ucapan yang bisa menyakiti hati orang.
Tidak menghina. "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah segolongan  kalian menghina golongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina)  lebih baik (dari yang menghina)" (QS. Al Hujurat 49:11). 
Tidak su’udzon.  Selalu husnudzan (berbaik sangka). “…jauhilah  kebanyakan prasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah  dosa” (QS Al Hujurat: )
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia  mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim).   Bila  bicara dan diam sama maslahatnya, maka sunnahnya adalah diam.  Pembicaraan yang mubah bisa masuk dalam pembicaraan yang haram/dibenci”.  
“Setiap ucapan Bani Adam membahayakan dirinya, kecuali amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah” (HR Trimidzi)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru  kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, “ Sesungguhnya aku  termasuk muslim.” (QS. Al Fushilat : 33)
Dengarkan pembicaraan yang haq.  Jika mendengar kebatilan, kita harus  menolong orang yang zalim dan dizalimi dengan mengalihkan pembicaraan,  menghentikan, atau meninggalkannya. 
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka kecuali bisikan dari  orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma'ruf, atau perdamaian di  antara manusia” (QS.4:114)
Imam Asy-Syafi'I berkata, "Berpikirlah dahulu sebelum bicara. Jika  maslahat bicaralah.  Jika mudharat/ragu-ragu, diamlah. Manusia diberi  dua telinga dan satu mulut supaya lebih banyak mendengar daripada  bicara. 
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali diam namun berpikir atau berbicara dengan ilmu.” Sufyan Ats-Tsauri 
Ibnu As-Sammak berkata, "Binatang buasmu ada di lisanmu, karena bisa  menfitnah siapa saja yang lewat di depanmu, kecuali tiga hal yang  menghalangimu; menyebut perkara yang ada padamu, menyebut  perkara  dimana kesalahanmu lebih darinya, menyebut urusan dimana Allah telah  memaafkanmu.  
"…berkatalah dengan perkataan yang benar". (QS Al Baqarah:263)
Berkata sesuai tempatnya. Tiap perkataan ada tempat terbaiknya dan tiap tempat ada perkataan terbaiknya.
Tidak kasar dalam berbicara.  Hati-hatilah, kadang kelihatannya seperti  memberi nasehat tetapi ternyata mencaci maki (mengutuk/mencela)  anak/suami/istri/murid/bawahan.. Ketika ada orang kafir terbunuh dalam  perang Badar, Nabi bersabda : "Janganlah kamu memaki mereka, karena  dapat menyakiti orang-orang yang hidup" (HR An Nasai)
Berkata yang bermanfaat. "Diantara tanda kebaikan akhlak muslim adalah  meninggalkan apa yang tidak perlu"(HR Tirmidzi). "Demi Allah Aku tidak  suka menceritakan tentang seseorang". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). 
Sumber:suaraislam online 
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar